Diri & Emosi Panduan buat Sering Overthinking Perasaan Sendiri
proclinicperditadipeso-Kamu pernah nggak, tiba-tiba sedih tanpa sebab jelas? Marah mendadak? Senang banget terus 10 menit kemudian kosong lagi? Selamat datang di klub manusia normal.Emosi itu seperti tamu yang nggak pernah janjian. Datang seenaknya, ngacak-ngacak rumah batin kita, lalu pergi tanpa pamit.
jadi masalah bukan karena mereka datang, tapi karena kita sering nggak tahu cara menyambutnya.
1. Teknik Super Simpel yang Benar-Benar Works (dari orang yang pernah hancur karena emosi)
A. Teknik “Name It to Tame It” (Kasih Nama biar Jinak)
B. Teknik 90 Detik (Dr. Jill Bolte Taylor)
C. Tulis 7 Menit (Studi James Pennebaker)
D. “Future Self” Question
2. Empat Kesalahan Terbesar Kita Soal Emosi
- Menganggap emosi itu “fakta”
“Aku merasa nggak dicintai → berarti aku memang nggak layak dicintai.”
Salah. Emosi adalah data, bukan vonis hakim. - Menekan atau “mengalihkan” emosi
Minum, scroll HP 5 jam, belanja impulsif, nyanyi keras-keras. Itu cuma menendang kaleng sampah ke depan, nanti meledak juga. - Terlalu mengidentifikasi diri dengan emosi
“Aku orang yang pemarah.”
Padahal emosi itu gelombang, bukan identitas. Kamu bukan marah, kamu lagi dikunjungi marah. - Menunggu emosi “hilang dulu” baru bertindak
Banyak orang nggak berani resign, putus, atau minta maaf karena “tunggu tenang dulu”. Padahal keputusan terbaik sering justru lahir saat emosi sedang tinggi — asal kita nggak dikendalikan dia.
Kamu nggak akan pernah bebas dari emosi. Yang bisa kamu lakukan cuma jadi tuan rumah yang lebih baik,menyambut tamu dengan sopan, mendengarkan pesannya, lalu mengantar mereka pergi tanpa merusak rumah.